Semakin Banyak Anak Menderita Diabetes Melitus

Semakin banyak anak Indonesia yang tidak dibiasakan menerapkan pola hidup sehat. Begitulah realita yang terjadi di masyarakat perkotaan. Pasangan orangtua juga ‘biasa-biasa’ saja jika tinggi anaknya tidak setinggi teman-teman lainnya. Para orangtua juga membiarkan anak-anaknya makan apa saja sehingga sejak kecil sudah menderita penyakit Diabetes Melitus cukup tinggi.
“Anak-anak penderita baru Diabetes Melitus semakin bertambah ketika liburan sekolah tiba,” ungkap ahli pola kembang anak AP & AP Pediatric, Growth and Diabetic Center (Daya Medika Group), dr Aman Pulungan, SpA(K). Ia mengungkapkan, lima tahun lagi diperkirakan jumlah anak yang menderita Diabetes Melitus meningkat 500 persen dari jumlah terdata saat ini, yaitu sekitar 1.100 anak. “Setiap minggu selalu ada anak penderita Diabetes Melitus baru,” ungkapnya.
Sepertinya halnya dengan orang dewasa pengidap Diabetes Melitus, maka anak-anak itu akan selalu hidup dengan diabetes sepanjang hayatnya. Menurut Pulungan, semakin meningkatnya jumlah penderita Diabetes Melitus pada anak berhubungan langsung dengan kelakuan di keluarga Indonesia. Kalau libur, anak itu dipersilahkan memakan apa saja. “Seharusnya tidak boleh seperti itu. Di kota-kota, umumnya mal-mal dengan aneka rupa makanan cepat saji menjadi tujuan utama mereka melewatkan liburan,” tuturnya.
Penyakit diabetes sendiri penyakit autoimun yang kemudian dicetuskan defesiensi vitamin. Biasanya, anak menderita Diabetes Melitus tipe I, namun ada juga Diabetes Melitus tipe II yang disebabkan obesitas. “Selain itu, sedikitnya paparan matahari pada anak juga menyebabkan diabetes. Kami punya data, 15 persen anak di Jakarta jarang terpapar matahari,” ungkapnya.
Ciri-ciri diabetes pada anak yakni mudah haus, sering buang air kecil, selalu lapar, penurunan berat badan yang tidak sehat, selalu lelah, masalah penglihatan, dan infeksi ragi. Karenanya, para orang tua yang mempunyai anak-anak dengan ciri di atas untuk membawanya ke dokter sebelum terlambat. Saat ini, Indonesia menempati peringkat kesepuluh dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Diabetes juga menjadi penyakit pembunuh papan atas secara global.
Menyadari persoalan ini, salah satu founder Daya Medika, (alm.) dr. Sander Batuna, SpA, dokter spesialis anak, mendirikan AP & AP Pediatric, Growth and Diabetic Center di Kuningan, Jakarta Selatan, yang mulai beroperasi pada April 2014. Bekerja sama dengan dr. Aman Pulungan Sp.A(K), dan dr. Anton Pudjiadi SpA(K), AP & AP Pediatric, Growth and Diabetic Center memfokuskan pada penanganan pertumbuhan tinggi dan Diabetes Melitus pada anak.
Latar belakang didirikannya klinik ini karena realita yang terjadi di masyarakat perkotaan. Pasangan orang tua yang tidak terlalu tinggi menginginkan anaknya menjadi lebih tinggi dari rata-rata dan angka anak yang sejak kecil sudah menderita penyakit Diabetes Melitus cukup tinggi.
Sumber: possore.com