DEMAM TIFOID

February 22, 2018
22.02.2018-1200x775.jpg

Penyakit “tifus” atau “tipes” merujuk pada ppenyakit demam tifoid yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhosa yang masuk ke dalam tubuh lewat makanan atau minuman. Ini berbeda dengan penyakit typhus yang sesungguhnya (murine, typhus, scrub thypus, dll). Namun dalam konteks yang sering dibicarakan masyarakat awam, yang dimaksud adalah memang demam tifoid.

Gejala utamanya adalah demam 5-7 hari, terutama dirasakan di malam hari. Biasanya juga disertai keluhan di saluran cerna, entah berupa lidah terasa pahit, sakit perut, mual, diare, atau malah sembelit.

Dahulu, tes Widal kerap digunakan sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi adanya demam tifoid. Tes Widal yang positif menggambarkan yang bersangkutan pernah terinfeksi kuman salmonella, namun sebenarnya belum tentu sakit demam tifoid. Tingkat kepositifan tes Widal pun masih menjadi perdebatan, sehingga saat ini pemeriksaan tersebut mulai ditinggalkan karena dianggap kurang akurat. Untuk pemeriksaan yang lebih akurat adalah dengan melakukan pemeriksaan IgM anti Salmonella (Tubex[R]).

Namun yang paling pasti adalah melalui biakan darah, urine, atau tinja. Bila ditemukan bakteri Salmonella dalam biakan tersebut, maka anak dipastikan mengidap demam tifoid.

Anak demam tifoid tidak selalu harus dirawat, kecuali jika ditemukan demam tinggi yang menetap, gejala yang berat, atau disertai gangguan asupan makanan atau minuman.

 

Demam tifoid sebenarnya dapat dicegah dengan mudah, yaitu dengan menjaga kebersihan dan pemberian imunisasi. Imunisasi demam tifoid dapat diberikan sejak anak usia 2 tahun.

 

 

 

Sumber : dr. Marissa T.S. Pudjiadi, Sp.A

Comments

comments

Klinik Anak AP&AP Jakarta © 2021.