Growth Spurt pada Bayi

November 29, 2014
growthspurt.jpg

Apa gejala atau tanda bayi sedang mengalami baby growth spurt?

Pada dasarnya tidak ada gejala yang pasti ketika bayi mengalami growth spurt. Hal tersebut hanya dapat diketahui dengan pemantauan berkala pertumbuhan sang bayi.  Setiap orang tua harus melihat dan memonitor pertumbuhan sang bayi dengan melakukan plot ke dalam kurva pertumbuhan. Growth spurt lebih dapat diketahui melalui pemantauan tersebut dan bukan dari gejala yang tidak pasti seperti yang banyak dikatakan yaitu dengan bertambahnya frekuensi minum, atau bayi yang lebih rewel. Selain itu perlu diingat bahwa bayi akan mengalami growth spurt ke arah potensi genetiknya sesuai tinggi badan orang tuanya.

Adakah gejala tertentu yang hanya dialami sebagian bayi?

Growth spurt tidak spesifik terlihat dengan gejala klinis. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Michelle Lampl, MD, PhD, Profesor Samuel Candler Dobbs Professor, Dept Antropologi di Emory University,  Atlanta, menunjukkan bahwa growth spurt diperkirakan terjadi justru ketika jumlah jam tidur bayi lebih banyak dalam satu hari. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa growth spurt tidak hanya terjadi saat tidur tetapi dipengaruhi oleh tidur dan jumlah tidur yang lebih banyak diikuti dengan pertumbuhan panjang badan yang lebih banyak. Growth spurt bisanya terjadi dalam dua hari setelah peningkatan jumlah jam tidur. Hal ini terjadi karena hormon pertumbuhan dikeluarkan paling banyak ketika seseorang dalam keadaan tidur dalam.

Berapa kali seorang anak mengalami baby growth spurt?

Secara umum growth spurt hanya terjadi dua kali yaitu growth spurt pada saat bayi lahir hingga berusia satu tahun dan kedua adalah growth spurt pada saat pubertas.

Pada usia ke berapa saja?

Tidak terdapat waktu spesifik kapan saja bayi mengalami growth spurt, umumnya terjadi dalam waktu satu tahun pertama kehidupan. Namun perlu diingat kembali bahwa growth spurt terjadi sesuai potensi genetiknya sehingga growth spurt yang dialami masing-masing bayi berbeda.

Apakah bayi yang mengalami baby growth spurt perlu mendapat penanganan dokter?

Tidak perlu. growth spurt adalah satu proses yang dialami bayi normal. Namun ketika orang tua merasa sang bayi tidak mendapatkan asupan ASI yang cukup atau khawatir adanya gangguan dalam produksi ASI. Salah satu cara untuk mengetahuinya adsalah dengan melihat berapa kali bayi buang air kecil dalam sehari. Setelah bayi melewati usia 5 hari, bayi tersebut seharusnya buang air kecil dengan frekuensi lima hingga enam kali per hari. Selain itu, apabila bayi telalu rewel dan terlalu sering terbangun di malam hari serta berat badan yang tidak meningkat sesuai kurva pertumbuhannya, hendaknya dikonsultasikan kepada dokter. Mintalah dokter untuk memeriksa pertumbuhan sang bayi sesuai dengan kurva pertumbuhan bayi apakah sang bayi termasuk dalam kategori berat badan dan panjang badan normal sesuai dengan usianya.

Saat bayinya mengalami baby growth spurt, apa tindakan yang mesti diambil ibu?

Ketika sang bayi sedang mengalami growth spurt, ASI sang ibu yang diproduksi akan tetap sesuai dengan kebutuhan bayi (apabila ibu khawatir bahwa ASI yang dihasilkan kurang, segera konsultasikan kepada dokter). Pastikan bahwa sang ibu meminum air dan memiliki asupan nutrisi yang cukup, dan minta pertolongan dari keluarga atau orang terdekat untuk membantu dalam pekerjaan rumah yang tidak dapat dilakukan karena bayi hampir selalu dalam keadaan meminta ASI ketika sedang dalam masa growth spurt. Apabila bayi menggunakan susu formula, pastikan peningkatan volume susu yang diberikan secara perlahan. Apabila bayi lebih sering muntah, menandakan dia minum terlalu banyak.

Apakah ada bayi yang tidak mengalami baby growth spurt? Apa penyebabnya?

Seorang bayi seharusnya mengalami growth spurt sesuai potensi genetiknya. Seorang bayi mungkin tidak mengalami growth spurt, hal ini dapat dilihat apabila pertumbuhan bayi secara berat badan tidak sesuai dengan kurva (gagal kenaikan berat badan) yang kemudian akan diikuti dengan kegagalan peningkatan panjang badan. Ketika hal ini terjadi, bayi dapat dikatakan gagal tumbuh. Penyebab terjadinya gagal tumbuh adalah apabila sang bayi mengalami penyakit kronis atau kurangnya asupan nutrisi yang diterima (ASI/susu formula). Selain itu apabila bayi lahir dengan berat badan rendah/kurang, hal itu menandakan terjadinya gagal tumbuh saat dalam kandungan yang terkadang disertai dengan tinggi badan atau berat badan yang kurang ketika dalam masa pertumbuhan.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, Anda dapat mengkonsultasikan pertumbuhan dan perkembangan bayi anda disini.

Ditulis Oleh: Dr. Aman Bhakti Pulungan Sp.A (K), Dr. Dwi Lestari Pramesti

Comments

comments

Klinik Anak AP&AP Jakarta © 2021.