Kenali Gangguan Pertumbuhan Anak Sejak Dini

September 17, 2018
17.10.2018.jpg

“Anak dengan perawakan pendek tak hanya beresiko menjadi seorang dewasa yang bertubuh pendek, namun perlu diwaspadai kemungkinan adanya gangguan pada perkembangan otak, kemampuan kognitif (kecerdasan), serta adanya gangguan metabolisme tubuh lain yang menyertai.”

 

Pertumbuhan tinggi dan berat badan merupakan indikator untuk menilai kesehatan, status nutrisi, dan latar belakang genetik seorang anak. Penyimpangan dari pertumbuhan dapat menunjukkan adanya masalah kesehatan pada anak. Untuk memantau pertumbuhan anak kita dapat menggunakan kurva pertumbuhan yang telah disesuaikan menurut kelompok usia dan jenis kelamin anak.

 

Perawakan pendek merupakan suatu keadaan dimana tinggi badan seseorang di bawah ukuran normal sesuai umur dan jenis kelamin.

Seseorang dikatakan berperawakan pendek bila tinggi badan di bawah 2 standard deviasi (SD) dari rata-rata populasi atau di bawah persentil 3 kurva pertumbuhan.

 

Dalam menangani kasus anak berperawakan pendek, kita harus berhati-hati dan menilai kasus secara individual. Hal ini disebabkan perawakan tinggi badan anak dapat dipengaruhi banyak faktor. Secara umum, kelompok anak berperawakan pendek dibedakan menjadi :

  • Variasi normal

Terjadi karena faktor keturunan, constitutional delay of growth and puberty, atau idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).

  • Gangguan pertumbuhan primer

Adanya riwayat pertumbuhan janin terhambat, kelainan pertumbuhan tulang, atau kelainan kromosom.

  • Gangguan pertumbuhan sekunder

Akibat malnutrisi atau penyakit kronis.

  • Kelainan hormonal

Dapat terjadi akibat kekurangan hormon pertumbuhan, kekurangan hormon tiroid, diabetes melitus, atau kelebihan hormon kortikosteroid.

 

WHO memperkirakan jumlah balita pendek di dunia mencapai 162 juta pada tahun 2012 – sekitar 56% diantaranya terdapat di wilayah Asia. Dibandingkan negara-negara tetangga di wilayah Asia Tenggara, prevalensi balita pendek di Indonesia adalah yang tertinggi.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di Indonesia menunjukkan 37,2% balita termasuk kategori pendek dan sangat pendek. Data di DKI Jakarta menunjukkan ada sekitar 27,5% balita yang masuk dalam kategori ini.

 

Deteksi dini pada kelainan pertumbuhan anak membutuhkan peran aktif dari orangtua. Kriteria awal untuk memeriksakan anak pendek, jika :

  • Tinggi badan anak di bawah persentil 3 atau di bawah tinggi rata-rata populasi
  • Kecepatan tumbuh kurang dari 4cm/tahun untuk anak usia 4-10 tahun
  • Perkiraan tinggi dewasa di bawah potensi tinggi genetik
  • Kecepatan tumbuh melambat setelah umur 3 tahun menyilang garis persentilnya pada kurva tinggi badan

 

Segera lakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah perawakan pendek anak termasuk dalam variasi normal atau akibat adanya suatu gangguan.

Keterlambatan diagnosis dan pengobatan dari penyebab perawakan pendek akan menyebabkan kegagalan untuk mencapai potensi genetik anak.

Comments

comments

Klinik Anak AP&AP Jakarta © 2021.