Anak dengan perawakan pendek tidak hanya beresiko menjadi seorang dewasa yang bertubuh pendek, namun perlu diwaspadai kemungkinan adanya gangguan pada perkembangan otak, kemampuan kognitif (kecerdasan), serta adanya gangguan metabolisme tubuh lain yang menyertai.

Pertumbuhan tinggi dan berat badan merupakan indikator untuk menilai kesehatan, status nutrisi, dan latar belakang genetik seorang anak. Penyimpangan dari pertumbuhan dapat menunjukkan adanya masalah kesehatan pada anak. Untuk memantau pertumbuhan anak kita dapat menggunakan kurva pertumbuhan yang telah disesuaikan menurut kelompok usia dan jenis kelamin anak.

Perawakan Pendek Merupakan suatu keadaan dimana tinggi badan seseorang dibawah ukuran normal sesuai umur dan jenis kelamin. Seseorang dikatakan berperawakan pendek bila tinggi badan dibawah 2 standard deviasi (SD) dari rata-rata populasi atau dibawah persentil 3 kurva pertumbuhan.

Dalam menangani kasus anak berperawakan pendek, kita harus berhati-hati dan menilai kasus secara individual. Hal ini disebabkan perawakan tinggi badan anak dapat dipengaruhi banyak faktor. 

Secara umum, kelompok anak berperawakan pendek dibedakan menjadi :

  1. Variasi Normal : Terjadi karena faktor keturunan, constitutional delay of growth and puberty, atau idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).
  2. Gangguan Pertumbuhan Primer : Adanya riwayat pertumbuhan janin terhambat, kelainan pertumbuhan tulang atau kelainan kromosom.
  3. Gangguan Pertumbuhan Sekunder : Akibat malnutrisi atau penyakit kronis.
  4. Kelainan Hormonal : Dapat terjadi akibat kekurangan hormon pertumbuhan, kekurangan hormon tiroid, diabetes melitus atau kelebihan hormon kortikosteroid.

Deteksi dini pada kelainan pertumbuhan anak membutuhkan peran aktif dari orangtua. Kriteria awal untuk memeriksakan anak pendek,jika :

  1. Jika tinggi badan dibawah persentil 3 atau dibawah tinggi rata-rata populasi.
  2. Kecepatan tumbuh kurang dari 4 cm/tahun untuk anak usia 4-10 tahun.
  3. Perkiraan tinggi dewasa dibawah potensi tinggi genetik
  4. Kecepatan tumbuh melambat setelah umur 3 tahun menyilang garis persentil pada kurva tinggi badan.


June 26, 2019 AcaraArtikelLiputan

 

Dr. dr. Aman B. Pulungan, MD., Ph.D, FAAP, FRCPI (Hon.) is a pediatrc Endocrinolosist in AP & AP Pediatric, Growth, and Diabetes Center .

dr. Aman together with another 5 honorary fellows received Honorary fellowships from Royal College of Physicians of Ireland and Faculty of Paediatrics on the evening of 13 June 2019 as part of this year’s Europaediatrics Congress held at the Convention Centre, Dublin.

 

The Europaediatrics Congress takes place every two years and this flagship event brings together paediatricians and child health professionals from all around the world. This year the Congress is hosted by the Faculty of Paediatrics of the Royal College of Physicians of Ireland with the theme of ‘Prevention and therapeutic innovations in the management of child health’.

RCPI President Professor Mary Horgan paid tribute to the Honorary Fellows, acknowledging their contributions to the fields of paediatric medicine, advocacy and research.

“We are delighted to welcome our new Honorary Fellows this evening, and it is wonderful to have an international audience here at Europaediatrics to celebrate these honours for their immense contribution to child health, to medicine and to research. Europaediatrics has given us a unique opportunity to connect with our friends and colleagues and to learn from the experiences of other countries and work towards new and innovative approaches in child health.”

Professor Mary Horgan

President, Royal College of Physicians of Ireland


Klinik Anak AP&AP Jakarta © 2021.