MALNUTRISI KRONIK: ANCAMAN BAGI PERTUMBUHAN ANAK

Pernahkah ayah dan bunda mendengar tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan? Seribu hari pertama kehidupan dimulai sejak masa kehamilan hingga seorang anak berusia 2 tahun. Masa tersebut merupakan periode emas bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Nutrisi menjadi salah satu pondasi penting dalam mendukung periode ini. Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi secara optimal dan seimbang – tidak boleh sampai kekurangan atau bahkan berlebihan.
Kita tentu sering mendengar istilah malnutrisi. Namun tahukah ayah dan bunda, bahwa malnutrisi bukanlah kondisi yang dikaitkan dengan anak bertubuh kurus saja, namun juga bisa dijumpai pada anak gemuk? Malnutrisi adalah kondisi dimana seseorang tidak mendapat zat gizi secara tepat, yang mencakup: obesitas, gizi lebih, gizi kurang, gizi buruk, dan kekurangan mikronutrien.
Seorang anak yang kekurangan zat gizi (terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan) akan tampak lebih kecil (kurus dan pendek) dibanding teman seusianya. Hal ini disebabkan tubuh tidak memiliki nutrisi yang cukup untuk menunjang pertambahan berat badan maupun tinggi badannya. Anak tersebut juga akan menjadi lebih rentan terkena infeksi serta tidak dapat mengembangkan kemampuan otaknya secara optimal. Inilah yang disebut sebagai suatu kondisi gizi buruk yang menyebabkan gagal tubuh.
Kekurangan mikronutrien juga dapat berdampak pada pertumbuhan anak. Sebagai contoh, anak yang menderita kekurangan vitamin D dapat menderita rakitis. Rakitis adalah kondisi dimana terjadi pelunakan tulang sehingga lebih rentan terjadi patah tulang dan kelainan bentuk tulang (bengkok). Pertumbuhan anak tentu akan terganggu dalam keadaan ini.
Pada anak dengan kelebihan zat gizi khususnya obesitas, orangtua biasanya tidak terlalu mengkhawatirkan pertumbuhannya. Banyak yang beranggapan bahwa anak tidak akan kekurangan zat apapun untuk menunjang pertumbuhannya. Hal ini juga ditunjang oleh kecenderungan pada anak yang mengalami obesitas akan memiliki tinggi badan pra-pubertas (sebelum pubertas) yang lebih tinggi dibanding rata-rata teman seusianya. Padahal, pada anak dengan obesitas dapat terjadi perubahan pada hormonal tubuhnya. Anak dapat mengalami masa pacu tumbuh lebih awal namun pada waktu masa pertumbuhan hampir selesai kecepatan ini akan melambat. Pada sebagian kasus, anak tidak dapat mencapai potensi genetik tinggi badan secara optimal saat dewasa.
Ada baiknya orangtua mencegah masalah nutrisi sejak dini. Pemenuhan zat gizi yang optimal harus dimulai saat masa kandungan. Setelah anak lahir, lakukan pemantauan kesehatan dan status gizi secara rutin ke tempat pelayanan kesehatan terpercaya. Bila adanya masalah nutrisi anak dapat dideteksi sejak dini, niscaya kita dapat mencegah kemungkinan adanya gangguan pertumbuhan yang dapat terjadi di masa yang akan datang.
Bila kurang gizi ini dibiarkan, maka status gizi anak bisa menjadi gizi buruk. Penanganan anak gizi buruk harus oleh tenaga terlatih, seperti dokter anak atau dokter umum terlatih atau dietitian anak (ahli gizi anak) yang mengerti tahapan pemberian gizi pada anak dengan gizi buruk. Terdapat formula makanan yang khusus bagi anak gizi buruk.
Sumber : dr. Wiranty Ramadhani