Vaksin MR : Perlukan ?

July 19, 2018
19.07.18.jpg

Campak atau yang biasa disebut dengan Morbili atau Rubeola merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Seperti hal nya sifat virus pada umumnya, campak sangat mudah menular dan dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala awal dari campak adalah demam tinggi, batuk dan/atau pilek, serta mata merah (konjungtivitis).  Setelah beberapa hari, akan mulai muncul bercak merah yang biasanya muncul pertama kali di sekitar wajah dan leher lalu menyebar ke seluruh tubuh. Selain tu, dapat muncul pula bercak putih di dalam mulut yang disebut bercak Koplik. Komplikasi yang dpat terjadi akibat campak, antara lain pneumonia, diare, meningitis, kebutaan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Awitan penyakit campak dapat terjadi hingga 10-12 hari. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok/herd immunity tidak terbentuk. Ketika seseorang terkena campak, 90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap campak. Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.

 

Pada tahun 2000, lebih dari 562.000 anak per tahun meninggal di seluruh dunia karena komplikasi penyakit campak. Dengan pemberian imunisasi campak dan berbagai upaya yang telah dilakukan, maka pada tahun 2014 kematian akibat campak menurun menjadi 115.000 per tahun, dengan perkiraan 314 anak per hari atau 13 kematian setiap jamnya.

 

Sama seperti campak, Rubella juga merupakan penyakit akibat infeksi virus. Rubella biasa disebut dengan campak Jerman. Berbeda dengan campak yang dapat menginfeksi dalam jangka waktu panjang dan menimbulkan komplikasi, Rubella cenderung lebih ringan dan bersifat akut. Biasanya awitan Rubella kurang lebih sekitar 3 hari, oleh karena itu sering juga disebut dengan campak tiga hari. Rubella sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan. Sebelum dilakukan imunisasi rubella, insidens CRS bervariasi antara 0,1-0,2/1000 kelahiran hidup pada periode endemik dan antara 0,8-4/1000 kelahiran hidup selama periode epidemi rubella. Angka kejadian CRS pada negara yang belum mengintroduksi vaksin rubella diperkirakan cukup tinggi. Pada tahun 1996 diperkirakan sekitar 22.000 anak lahir dengan CRS di regio Afrika, sekitar 46.000 di regio Asia Tenggara dan 12.634 di regio Pasifik Barat. Insiden CRS pada regio yang telah mengintroduksi vaksin rubella selama tahun 1996-2008 telah menurun. Di Indonesia, rubella merupakah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama lima tahun terakhir menunjukan 70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun. Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubella/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020. Strategi yang dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah:

  1. Penguatan imunisasi rutin untuk mencapai cakupan imunisasi campak ≥95% merata di semua tingkatan
  2. Pelaksanaan Crash program Campak pada anak usia 9 – 59 bulan di 185 kabupaten/kota pada bulan Agustus – September 2016
  3. Pelaksanaan kampanye vaksin MR pada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun secara bertahap dalam 2 fase sebagai berikut :
  • Fase 1 à bulan Agustus-September 2017 di seluruh Pulau Jawa
  • Fase 2 à bulan Agustus-September 2018 di seluruh Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
  1. Introduksi vaksin MR ke dalam program imunisasi rutin pada bulan Oktober 2017 dan 2018
  2. Surveilans Campak Rubella berbasis kasus individu/ Case Based Measles Surveillance (CBMS)
  3. Surveilance sentinel CRS di 13 RS
  4. KLB campak diinvestigasi secara penuh (fully investigated)

 

Berdasarkan data surveilans dan cakupan imunisasi, maka imunisasi campak rutin saja belum cukup untuk mencapai target eliminasi campak. Sedangkan untuk akselerasi pengendalian rubella/CRS maka perlu dilakukan kampanye imunisasi tambahan sebelum introduksi vaksin MR ke dalam KAMPANYE IMUNISASI MEASLES RUBELLA MR 5 imunisasi rutin. Untuk itu diperlukan kampanye pemberian imunisasi MR pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun dengan cakupan tinggi (minimal 95%) dan merata diharapkan akan membentuk imunitas kelompok (herd immunity), sehingga dapat mengurangi transmisi virus ke usia yang lebih dewasa dan melindungi kelompok tersebut ketika memasuk usia reproduksi.

 

 

 

Sumber : Kementrian Kesehatan & Ikatan Dokter Anak Indonesia

Comments

comments

Klinik Anak AP&AP Jakarta © 2021.